Rangkuman Ilmu Budaya Dasar
Mata kuliah Ilmu Budaya Dasar adalah
salah satu mata kuliah yang membicarakan tentang nilai-nilai, tentang
kebudayaan, tentang berbagai macam masalah yang dihadapi manusia dalam hidup
sehari-hari. Ilmu Budaya Dasar Sebagai Bagian dari Mata
Kuliah Dasar Umum. Secara khusus MKDU bertujuan untuk menghasilkan warga Negara
sarjana yang berkualifikasi berjiwa pancasila, takwa terhadap tuhan yang maha
esa, memiliki wawasan komprehensip dan pendekatan integral, serta memiliki
wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bermasyarakat.
Secara
sederhana Ilmu Budaya Dasar adalah pengetahuan yang di harapkan dapat
memberikan pengetahun dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang
dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Istilah Ilmu Budaya Dasar dikembangkan
di Indonesia sebagai pengganti istilah Basic Humanities yang berasal dari
istilah bahasa Inggris “The Humanities” yang berasal dari bahasa latin humanus
yang artinya manusia,berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the humanities
diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan
lebih halus. Pokok bahasan yang akan dikembangkan adalah Manusia dan cinta
kasih, Manusia dan keindahan, Manusia dan penderitaan, Manusia dan keadilan, Manusia
dan pandangan hidup, Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian, Manusia dan
kegelisahan serta Manusia dan harapan.
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan
tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam,
mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, mati, dan seterusnya, serta
terkait dan berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan
timbal balik positif maupun negatif. Manusia terdiri dari empat unsur yang
saling terkait, yaitu jasad, hayat, ruh, dan nafas.sebagai satu kepribadian,
manusia dapat dikategorikan Id, ego dan superego.
Hakekat Manusia sebagai mahkluk ciptaan
Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh. Jiwa
adalah roh yang ada di dalam tubuh manusia sebagai penggerak dan sumber
kehidupan serta termasuk mahkluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika
dibandingkan dengan mahkluk lainnya. Kesempurnaan terletak pada abad dan
kebudayaannya, karena manusia dilengkapi oleh penciptannya dengan akal,
perasaan, dan kehendak yang terdapat dalam jiwa manusia. Manusia sebagai
makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan
akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan.
Francis L.K Hsu adalah Sarjana Amerika
keturunan Cina, yang mengkombinasikan dalam dirinya keahlian di dalam ilmu
antropologi , ilmu psikologi, ilmu filsafat dan kesusastraan cina klasik, (
homeostatis psikologi ).Konsep yang dipakai sebagai landasan untuk
mengembangkan konsep lain menurut francis L.K.Hsu adalah konsep JEN. Dalam
kebudayaan Cina, yaitu manusia yang berjiwa selaras, manusia yang
berkepribadian. Itu adalah manusia yang dapat menjaga keseimbangan hubungan
antara diri kepribadiannya dengan lingkungan sekitarnya.
Kata Kebudayaan berasal dari kata
kultur yang dalam kata Latin adalah cultura (kata kerjanya, colo,colore) dan
artinya memelihara atau mengerjakan, mengolah. Pengertian ini berkembang
menjelang abad 18 melalui karangan Herder tentangsejarah semesta, Ideen zur
Geschichte der Menscheit, dan terutamakarangan Klem berjudul Allgemeine
Culturgesschichte der Menscheit. Dalam analisa kedua tokoh ini perkataan kultur
atau kebudayaan dalam arti yang modern mendapat arti tingkat kemajuan, yaitu
tingkat pengerjaan atau pengolahan yang dicapai manusia pada suatu ketika dalam
perjalanan sejarah. Kebudayaan culture, dalam kata Sanskerta adalah budaya,
dalam bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian,
kebudayaan dapat diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan akal, atau daya dari
budi.Selanjutnya, Soerjanto Poespowardojo dalam memaknai kebudayaan menegaskan
bahwa Kebudayaan adalah identitas suatu bangsa. Dengan demikian,jelaslah bahwa
kebudayaan bukan sekedar pakaian, melainkan hidup yang memolakan setiap sikap
dan perbuatan berdasarkan nilai yang dihayati. Maka, kebudayaan adalah
keseluruhan warisan yang dilanjutkan dari generasi yang satu ke generasi
seterusnya.
Stephen K Sanderson tidak melihat
kebudayaan sebagai pewarisansecara biologis, tetapi ”kebudayaan sebagai
keseluruhan karakteristik paraanggota sebuah masyarakat, termasuk peralatan,
pengetahuan, dan caraberpikir dan cara bertindak yang telah terpolakan, yang
dipelajari dan disebarkan serta bukan merupakan hasil dari pewarisan biologis
Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan
mempunyai tiga wujud yaitu :
1. kompleks
gagasan, konsep, dan pikiran manusia wujud ini disebut sistem budaya, sifatnya
abstral, tidak dapat dilihat, dan berpusat pada kepala-kepala manusia yang
menganutnya, atau dengan perkataan lain, dalam alam pikiran warga masyarakat
dimana kebudayaan bersangkutan hidup.
2. kompleks
aktivitas berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat kongkret,
dapat diammati atau diobservasi. wujud ini sering disebut sistem sosial.
3. wujud
sebagai benda aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari
berbagai pengunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai
tujuannya.
Kebudayaan
sebagai karya manusia memiliki sistem nilai. Menurut C. Kulckhohn dalam
karyanya Variation in Value Orientation (1961) sitem nilai budaya dalam semua
kebudayaan di dunia, secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan
manusia, yaitu :
1. Hakekat
hidup manusia (MH) untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstern, ada yang
berusaha untuk memadamkan hidup, ada pula yang dengan pola-pola kelakuan
tertentu mengaggap hidup sebagai suatu hal yang baik “mengisi hidup”.
2. Hakekat
karya manusia (MK) setiap kebudayaan hakekatnya berbeda-beda, diantaranya ada
yang beranggapan bahwa karya bertujuan untuk hidup, karya memberikan kedudukan
atau kehormatan, karya merupakan gerak hidup untuk menambah karya lagi.
3. Hakekat
waktu manusia (WM) untuk setiap kebudayaan berbeda, ada yang berpandangan mementingkan
orientasi masa lampau, ada pula yang berpandangan untuk masa kini atau masa
yang akan datang.
Masyarakat dan kebudayaan dimanapun
selalu dalam keadaan berubah, sekalipun masyarakat dan kebudayaan primitif yang
terisolasi dari berbagai hubungan dengan masyarakat lainnya. Tidak ada
kebudayaan yang statis, semua kebudayaan mempunyai dinamika dan gerak.
Terjadina gerak/perubahan ini disebabkan dari dalam masyarakat dan kebudayaan
sendiri, misalnya perubahan jumlah dan komposisi penduduk.
IBD, yang semula dinamakan Basic
Humanities, berasal dari bahasa inggris the humanities. Istilah ini berasal
dari bahasa latin Humanus, yang berarti manusiawi, berbudaya, dan halus.The
Humanities berkaitan dengan masalah nilai, yaitu nilai kita sebagai homo
humanus.
Pada
umumnya the humanities mencakup filsafat, teologi, seni dan cabang-cabangnya
termasuk sastra, sejarah, cerita rakyat, dsb. Manusia dan bahasa pada
hakekatnya adalah satu. IBD tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam
salah satu bidang keahlian yang termasuk didalam pengetahuan budaya (The
Humanities), akan tetapi IBD semata-mata sebagai salah satu usaha mengembangkan
kepribadian mahasiwa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan
kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya.
Istilah prosa kadang-kadang disebut
narrative fiction, prose fiction atau hanya fiction saja. Dalam bahasa
Indonesia istilah tadi sering diterjemahkan menjadi cerita rekaan dan
didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran,
akuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi.
Istilah cerita rekan umumnya dipakai untuk roman atau novel, atau cerita
pendek. Dalam kesusastraan Indonesia kita mengenal jenis prosa lama(dongeng-dongeng,
hikayat, sejarah, epos dan cerita pelipur lara) dan prosa baru(Cerita pendek,
roman/novel, biografi, kisah dan otobiografi).
Sebagai seni yang bertulang punggung
cerita, karya sastra(prosa fiksi) membawakan moral, pesan atau cerita. Berkenaan
dengan moral, karya sastra menyuarakan aspirasi jamannya dan gejolak jamannya,
mengajak pembaca untuk mengikuti apa yang dikehendaki jamannya, ada juga yang biasanya
tidak mengajak pembaca untuk melakukan sesuatu, akan tetapi untuk merenung. Ilmu
budaya dasar menitik beratkan pada manusia dengan segala persoalannya. Manusia
dan cinta kasih, manusia dan keindahan, manusia dan penderitaan,dsb.
Puisi termasuk seni sastra, sedangkan
sastra bagian dari kesenian, dan kesenian cabang/unsur dari kebudayaan. Kalau
diberi batasan, maka puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai
kehidupan manusia, alam dan tuhan melalui media bahasa yang artistic/ estetik. Alasan-alasan
yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar adalah Hubungan
puisi dengan pengalaman hidup manusianya itu sendiri dan kesadaran individual.
Menurut
kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S Poerwa Darminta, cinta adalah rasa
sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih
atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau
cinta kepada atau menaruh belas kasihan, dengan demikian arti cinta dan kasih
hampir bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta. Karena itu cinta
kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang
disertai dengan menaruh belas kasih. Cinta kasih memegang peranan yang penting
dalam kehidupan manusia, sebab cinta merupakan landasan dalam kehidupan
perkawinan, pembentukan kelurga dan pemeliharaan anak, hubungan yang erat di
masyarakat dan hubungan manusiawi yang akrab. Demikian pula cinta adalah
pengikat yang kokoh antara manusia dengan Tuhanya sehingga manusia menyembah
Tuhan dengan ikhlas, mengikuti perintahNya, dan berpegang teguh pada
syariatNya.
Pengertian tentang cinta
dikemukakan juga oleh Dr. Sarlito W. Sarwono, dikatakan bahwa cinta memiliki
tiga unsur yaitu:
1. keterikatan adalah adanya perasaan untuk
hanya bersama dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi dengan orang
lain kecuali dengan dia, kalau janji dengan dia harus ditepati.
2. keintiman yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan
dan tingkah laku yang menunjukan bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada
jarak lagi.
3. kemesraan, yaitu adanya rasa ingin membelai
dan dibelai, rasa kangen kalau jauh atau lama tidak bertemu, adanya
ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang,dan seterusnya.
Menurut Dr.Abdullah Nasih Ulwan, dalam bukunya
manajemen cinta. Cinta adalah perasaan jiwa dan gejolak hati yang mendorong
seseorang untuk mencintai kekasihnya dengan penuh gairah, lembut, dan kasih
sayang. Jika seseorang ingin menikmatinya dengan cara yang terhormat dan mulia,
suci dan penuh taqwa, tentu ia akan mempergunakan cinta itu untuk mencapai
keinginannya yang suci dan mulia pula. Cinta tingkat tertinggi adalah cinta
kepada Allah, Rasulullah, dan berjihad dijalan Allah. Cinta tingkat menengah
adalah cinta kepada orang tua, anak, saudara, suami/istri dan kerabat. Cinta
tingkat terendah adalah cinta yang lebih mengutamakan cinta keluarga, kerabat,
harta, dan tempat tinggal.
Hakekat cinta menengah adalah suatu energi
yang adatang dari perasaan hati dan jiwa. Cinta tingkat terendah adalah cinta
yang paling keji, hina danmerusak rasa kemanusiaan. Bentuknya seperti cinta
kepada thagut, cinta berdasarkan hawa nafsu, cinta yang lebih mengutamakan
kecintaan pada orang tua, anak istri, perniagaan,dll. Etika cinta dapat
dipahami dengan mudah tanpa dikaitkan dengan agama. Tetapi dalam kenyataan
hidup manusia masih mendambakan tegaknya cinta dalam kehidupan ini. Cinta
menampakkan diri dalam berbagai bentuk, seperti halnya cinta diri,Cinta kepada
sesama manusia, Cinta seksual, Cinta kebapakan dan Cinta kepada rasul.
Menurut kamus umum bahasa Indonesia
karangan W.J.S.Poerwadarminta kasih sayang adalah perasaan sayang, perasaan
cinta atau perasaan suka kepada seseorang. Dalam kasih sayang sadar atau tidak
sadar dari masing-masing pihak dituntut
tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran,saling percaya, saling pengertian,
saling terbuka, sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh. Kemesraan berasal dari kata dasar mesra, yang
artinya perasaansimpati yang akrab. Kemesraan ialah hubungan yang akrab baik
antara pria wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga.
Pemujaan adalah salah satu manifestasi
cinta manusia kepada Tuhannya yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi ritual.
Kecintaan manusia kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Tuhan adalah pencipta, tetapi Tuhan juga penghancur
segalanya, bila manusia mengabaikan segala perintahnya. Karena itu ketakutan
manusia selalu mendampingi hidupnya dan untuk menghilangkan ketakutan itu
manusia memuja-nya. Pemujaan kepada Tuhan adalah bagian hidup manusia, Karena
tuhan pencipta semesta termasuk manusia itu sendiri. Kecintaan manusia itu
dimanifestasikan dalam bentuk pemujaan atau sholat. Pemujaan iu sebenarnya
karena manusia ingin berkomunikasi dengan Tuhannya, Mohon ampun atas segala
dosanya, mohon perlindungan, dsb.
Dalam cinta kasih erotis terdapat ekslisif
yang tidak terdapat dalam cinta kasih persaudaraan dan cinta kasih keibuan.Kerap
kali ekslusivitas dalam cinta kasih erotis disalah tafsirkan dan di artikan sebagai
suatu ikatan hak milik. Cinta kasih
Erotis merupakan atraksi individual belaka maupun pandangan bahwa cinta kasih
erotis itu tidak lain dari pada perbuatan kemauan, kedua-duanya benar, atau
lebih tepatnya jika dikatakan bahwa tidak terdapat pada yang satu, juga tidak
pada orang lain.
Keindahan adalah identik dengan kebenaran.
Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang
selalu bertambah.Keindahan bersifat universal, artinya tidak terikat oleh
selera perseorangan, waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan atau local. Keindahan
itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu
karya. MENURUT The Liang Gie dalam
bukunya “Garis besar estetika”. Menurut asal katanya, dalam bahasa Inggris
keindahan itu diterjemahkan dengan kata “beautiful” dalam bahasa Perancis
“beau”, sedang iItalia dan Spanyol “bello” berasal dari kata “bellum”. Akar
katanya adalah “bonum” yang berarti kebaikan, kemudian mempunyai bentuk
pengecilan menjafi “bonellum” dan terakhir diperpendek sehingga ditulis
“bellum”.
Keindahan
dalam arti luas : pengertian semula dari bangsa Yunani dulu yang didalamnya
tercakup pula kebaikan. Keindahan dalam arti estetis murni : menyangkut
pengalaman esteti dari seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang
dicerapnya. Keindahan dalam arti terbatas hubungannya dengan penglihatan :
hanya menyangkut yang dicerapnya dengan penglihatan, yakni keindahan dari
bentuk dan warna.
Keindahan
tersusun dari berbagai keselarasan dan kebaikan dari garis, warna, bentuk, nada
dan kata-kata. Keindahan dapat dinikmati menurut selera seni dan selera biasa.
Keindahan yang didasarkan pada selera seni didukung oleh faktor kontemplasi dan
ekstansi. Keindahan itu pada dasarnya adalah alamiah. Alamiah artinya wajar,
tidak berlebihan tidak pula kurang. Pengungkapan keindahan dalam karya seni
didasari oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan tertentu pula. Motivasi itu
dapat berupa pengalaman atau kenyataan mengenai penderitaan hidup manusia,
mengenai kemerosotan moral, perubahan nilai-nilai dalam masyarakat, keagungan
tuhan,dsb.
Dalam buku AN Essay on Man(1954), Ems
Cassirer mengatakan bahwa arti keindahan tidak bisa pernah selesai
diprdebatkan. Meskipun demikian, kita dapat menggunakan kata-kata penyair
romantic John Keats (1795-1821) sebagai pegangan. Dalam Endymion dia berkata :
A
thing of beauty is a joy forever, Its loveliness iscreases; it will never pass
into nothingness
Artinya,
sesuatu yang indah adalah keriangan selama-lamanya, koemolekannya bertambah,
dan tidak pernah berlalu ke ketiadaan.
Renungan berasal dari kata renung; artinya
diam-diam. Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung untuk menciptakan
seni ada beberapa teori, diantaranya:
a) Terori Pengungkapan
Teori ini
bertalian dengan apa yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan suatu
karya seni.
b) Teori Metafisik
Teori ini
bercorak metafisis merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari
Plato yang karya-karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik filsafati,
konsepsi keindhan dan teori seni.
c) Teori Psikologis
Sebuah teori yang
dapat dimasukkan dalam teori psikologis ialah penandaan (signification Theory)
yang memandang seni sebagai suatu lambing atau tanda dari perasaan manusia.
Keserasian berasal dari kata serasi dan
dari kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar yang
mengandung unsur perpaduan, petentangan, ukuran dan seimbang. Dalam keselarasan
itu seseorang memiliki perasaan seimbang dan tenang, mencapai cita rasa akan
sesuatu yang terakhir dan rasa hidup sesaat di tempat-tempat kesempurnaan yang
dengan senang hati ingin diperpanjangnya. Teori perimbangan tentang keindahan
dari abngsa Yunani Kuno dulu dipahami pula dalam arti yang lebih terbatas,
yakni secara kualitatif yang diungkapkan dengan angka-angka.
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal
dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya
menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan.Tuhan memberikan
kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan
dan kesedihan yang kadang–kadang bermakna agar manusia sadar untuk tidak
memalingkan dariNya. Bagi manusia yang tebal imannya musibah yang dialami akan
cepat dapat menyadarkan dirinya untuk bertobat kepadaNya dan bersikap pasrah
akan nasib yang ditentukan Tuhan atas dirinya. Dalam kepasrahan demikianlah
akan diperoleh suatu kedamaian dalam hatinya, sehingga secara berangsur akan
berkurang penderitaan yang dialaminya, untuk akhirnya masih dapat bersyukur
bahwa tuhan tidak memberikan cobaan yang lebih berat dari yang dialaminya.
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau
jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rokhani. Akibat siksaan yang
dialami seseorang. Timbullah penderitaan. Siksaan yang isfatnya psikis misalnya
kebimbangan, kesepian, dan ketakutan. Kebimbangan dialami
oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang
akan diambil.
Ketakutan merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan
seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang
tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Ada dua aliran
tentang penyebab phobia. Ahli-ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia
adalah suatu gejala dari suatu problema psikologis yang dalam, yang harus
ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum phobianya hilang. Sebaliknya
ahli-ahli yang merawat tingkah laku percaya bahwa suatu phobia adalah problema
dan tidak perlu menemukan penyebabnya supaya mendapatkan perawatan dan
pengobatan.
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya
sudah menjadi konsekuensi manusia hidup, bahwa manusia hidup
ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena manusia
hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan.
Manusia harus optimis, ia harus berusaha mengatasi kesulitan hidup. Pembebasan
dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah
berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar,
dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya
malapetaka.
Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi
dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam
sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat
diperbaiki manusia supaya menjadi baik. Perbedaan nasib buruk dan takdir, kalau
takdir, Tuhan yang menentukan sedangkan nasib buruk itu manusia penyebabnya. Penderitaan
yang timbul karena penyakit, siksaan/azab tuhan terjadi akibat
penyakit atau siksaan/ azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, dan optimisme
dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu.
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh
pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa
sikap positif maupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena
tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap positif yaitu
sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian
penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan
penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya
kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan meungkin timbul sikap keras atau sikap
anti
Keadilan adalah pengakuan dan perlakuan
yang seimbang Antara hak dan kewajiban. Jadi lebih detailnya, keadilan
merupakan keadaan dimana setiap orang memperoleh apa yang menjadi haknya dan
setiap orang mmperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama. Panitian ad-hoc
majelis permusyawarahan rakyat sementara 1966 memberikan perumusan, yaitu:
“Sila keadilan social
mengandung prindip bahwa setiap orang di Indonesia akan mendapat perlakuan yang
adil dalam bidang hokum, politik, ekonomi dan kebudayaan”.
Dalam
ketetapan MPR RI No.II/MPR/1978 tentang pedoman penghayatan dan pengalaman
pancasila (ekaprasetia pancakarsa) dicantumkan ketentuan, yaitu:
“Dengan
sila keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia manusia Indonesia menyadari
hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan social dalam kehidupan
masyarakat Indonesia”.
Dalam suatu masyarakat yang adil setiap
orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya paling cocok baginya
(The man behind the gun). Pendapat Plato disebut ‘Keadilan Moral’ sedangkan
Sunoto menyebutnya ‘Keadilan Legal’.
Keadilan timbul karena penyatuan dan
penyesuaian untuk memberi tempat yang selaras yang membentuk suatu masyarakat
dan terwujud bilamana setiap anggota masyarakat melakukan fungsinya secara baik
. Ketidakadilan terjadi apabila ada campur tangan terhadap pihak lain yang
melaksanakan tugas-tugas yang selaras karena akan menciptakan pertentangan dan
ketidakselarasan.
Kejujuran adalah apa yang dikatakan
seseorang sesuai dengan hati nuraninya yang bersih dari perbuatan yang dilarang
oleh agama dan hukum bahwa pernyataannya yang dikatakan itu sesuai dengan
kenyataan yang benar adanya. Jujur berarti juga menepati janji atau kesanggupan
melalui kata-kata yang masih terkandung dalam hati nurani yang berupa kehendak,
harapan, dan niat. Sikap jujur perlu dipelajari oleh setiap orang, Karen jujur
mewujudkan keadilan, sedang keadilan menuntut kemuliaan abadi, jujur memberikan
keberanian dan ketentraman hati, serta menyucikan lagi pula membuat luhurnya
budi pekerti. Barang siapa berkata jujur serta bertindak sesuai dengan
kenyataan, artinya orang itu berbuat benar dan barang siapa tidak dapat
dipercaya tutur katanya atau tidak menepati janji dan kesanggupannya, termasuk
golongan orang munafik sehingga tidak menerima belas kasihan Tuhan. Pada
hakekatnya jujur atau kejujuran
dilandasi oleh kesadaran moral yang tinggi.
Curang atau kecurangan adalah apa yang diinginkan
tidak sesuai dengan hati nurani atau orang tersebut hatinya memang sudah
bermaksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan usaha. Kecurangan
menyebabkan manusia menjadi serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan yang
berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat, yang
paling kaya, senang bila masyarakat disekelilingnya hidup menderita dan
biasanya tidak senang apabila ada yang melebihi kekayaannya. Hal seperti itu
dalam istilah agama tidak diridhoi Tuhan.
Nama baik merupakan tujuan utama orang
hidup. Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang menjaga dengan
hati-hati agar namanya tetap baik. Lebih-lebih jika menjadi orang yang teladan
bagi orang /tetangga disekitarnya adalah suatu kebanggaan batin yang tak ternilai
harganya. Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau
perbuatan. Yang dimaksud dengan tingkah laku dan perbuatan itu adalah cara
berbahasa, cara bergaul, sopan santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang,
perbuatan-perbuatan yang dihalalkan agama dan lain sebagainya. Untuk memulihkan
nama baik, manusia harus bertobat atau minta maaf. Tobat dan minta maaf tidak
hanya dibibir, melainkan harus bertingkah laku yang sopan, ramah, berbuat budi
darma dengan memberikan kebajikan dan pertolongan kepada sesama hidup yang
perlu ditolong dengan penuh kasih sayang, tanpa pamrih, takwa kepada Tuhan dan
mempunyai sikap rela, tawakal, jujur, adil dan budi luhur selalu dipupuk.
Pembalasan ialah suatu
reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa perbuatan yang serupa
dan seimbang, tingkah laku yang serupa dan seimbang. Pembalasan disebabkan oleh
adanya pergaulan. Pergaulan yang baik akan mendapat balasan yang bersahabat,
tetapi pergaulan yang buruk akan mendapat balasan yang tidak bersahabat juga.
Pada dasarnya, manusia adalah mahkluk moral dan mahkluk social. Dalam bergaul
manusia harus mematuhi norma-norma untuk mewujudkan moral itu. Perbuatan amoral
pada hakekatnya adalah perbuatan yang melanggar atau memperkosa hak dan kewajiban
manusia lain. Mempertahankan hak dan kewajiban itu adalah pembalasan.
Pandangan hidup berarti
pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, arahan, petunjuk hidup di
dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia
berdasarkan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut
waktu dan tempat hidupnya. Pandangan hidup itu melalui proses pemikiran yang
lama sehingga dapat diuji kenyataannya dan dapat diakui kebenarannya.
Kebajikan
atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama
dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan
etika. Sebagai makhluk pribadi, manusia
dapat menentukan baik dan buruk yang ditentukan oleh suara hati. Suara hati
adalah semacam bisikan di dalam hati yang mendesak seseorang. Suara hati selalu
memilih yang baik, sebab itu ia selalu mendesak sesorang untuk berbuat baik
walaupun kadang manusia tidak mendengarkan suara hatinya. Faktor-faktor yang
menentukan tingkah laku setiap orang bisa terjadi karena faktor pembawaan
(hereditas) yang telah ditentukan pada waktu seorang masih dikandungan,
lingkungan yang membentuk seorang merupakan alam kedua yang terjadinya setelah
seorang anak lahir, pengalaman yang khas yang pernah diperoleh. Ketiga faktor tersebut yang menentukan pribadi
tiap orang berbeda.
Usaha/perjuangan
adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Untuk bekerja keras manusia
dibatasi kemampuan karena kemampuan manusia terbatas oleh fisik dan keahlian.
Karena manusia memiliki rasa kebersamaan, ketidakmampuan itu pun dapat
teratasi. Langkah-langkah berpandangan hidup itu sebagai berikut :
1. Mengenal yaitu tahap pertama dari setiap
aktivitas hidupnya dalam hal ini tentang pandangan hidup.
2. Mengerti terhdap pandangan itu sendiri dan
cenderung mengikuti apa yang terdapat dalam pandangan hidup.
3. Menghayati nilai-nilai yang terkandung
didalamnya, dengan cara memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai
pandangan hidup itu sendiri.
4. Meyakini suatu hal untuk cenderung
memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.
5. Mengabdi, yaitu sesuatu hal yang penting
dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik
oleh dirinya lebih-lebih orang lain.
6. Mengamankan, yaitu langkah terberat dan
benar-benar membutuhkan iman yang teguh dan kebenaran dalam menanggulangi
segala sesuatu demi tegaknya pandangan hidup itu.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti
berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Tanggung jawab itu
adalah kewajiban atau beban yang harus dipikul atau diipernuhi sebagai akibat
dari perbuatan pihak yang berbuat, sebagai pengabdian atau pengorbanan untuk
pihak yang berbuat atau pihak lain yang memberikan tanggung jawab. Kewajiban
atau beban itu ditujukan untuk kebaikan pihak yang berbuat itu sendiri, atau
pihak lain. Dengan keseimbangan, keserasian, keselarasan antara sesame manusia,
antara manusia dan lingkungan, antara manusia dan Tuhan selalu dipelihara
dengan baik.
Manusia itu berjuang memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan
pihak lain. Dalam usahanya itu manusia juga menyadari bahwa ada kekuatan lain
yang ikut menentukan yaitu kekuasaan tuhan. Tanggung jawab terhadap diri
sendiri menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri
dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Karena merupakan
pribadi maka manusoa mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri angan-angan
sendiri. Sebagai perwujudan dari pendapat, perasaan dan angan-angan itu manusai
dapat berbuat dan bertindak. Tanggung jawab terhadap keluarga menyangkut nama
baik keluarga. Tetapi tanggung jawab merupakn kesejahteraan, keselamatan,
pendidikan, dan kehidupan. Tanggung jawab terhadap masyarakat merupakan anggota
masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat
yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyarakat tersebut.
Wujud tanggung jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian
dan pengorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri. Pengabdian
adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai
perwujudan kesetiaan, cinta, kasih saying, hormat, atau satu ikatan dan semua
itu dilakukan dengan ikhlas. Pengabdian itu pada hakekatnya adalah rasa
tanggung jawab. Apabila orang berkerja keras sehari penuh untuk mencukupi
kebutuhan, hal itu berarti mengabdi kepada keluarga. Manusia tidak ada dengan
sendirinya tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan
manusia wajib mengabdi kebada Tuhan. Pengabdian berarti penyerahan diri
sepenuhnya kepada tuhan. Dan itu merupakan perwujudan tanggung jawabnya kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti
persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian.
Dengan demikian pengobanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur
keikhlasan yang tidak mengandung pamrih. Suatu pemberian yang didasarkan atas
kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata. Pengorbanan merupakan akibat
dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran, perasaan,
bahkan dapat juga berupa jiwa. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa
pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan. Pengabdian
lebih banyak menunjuk kepada perbuatan sedangkan, pengorbanan lebih banyak
menunjuk kepada pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga,
biaya, waktu. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan, tetapu pengorbanan
belum tentu menuntut pengabdian.
Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tentram
hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga
kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati
maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak
sabar ataupun dalam kecemasannya. Kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan, kekhawatiran
ataupun ketakutan. Sebab-sebab orang gelisah adalah karena pada hakekatnya
orang takut kehilangan hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman,
baik ancaman dari luar maupun dari dalam. Dalam mengatasi kegelisahan ini
pertama-tama harus mulai dari diri kita sendiri, yaitu kita harus bersikap
tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berfikir tenang, sehingga kesulitan
dapat kita atasi.
Ada juga kesepian, bermacam-macam penyebab kesepian. Frustasi dapat
mengakibatkan kesepian. Dalam hal seperti itu orang tidak mau diganggu, ia
lebih senang dalam keadaan sepi, tidak suka bergaul. Dia lebih senang hidup
sendiri. Lalu terdapat ketidakpastian, ketidakpastian muncul apabila seseorang
tidak dapat berfikir dengan pasti, sebabnya yaitu obsesi, phobia, komulasi,
histeria, delusi, halusinasi, dan keadaan emosi. Terdapat usaha-usaha untuk
menyembuhkan ketidakpastian, orang yang tidak dapat berfikir dengan baik, atau
kacau pikirannya ada bermaca-macam penyebabnya. Untuk dapat menyembuhkan
keadaan itu bergantung kepada mental si penderita. Misalkan bila penyebabnya
itu jelas, misalnya rindu, obatnya mudah, yaitu dipertemukan dengan orang yang
dirindukan.
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia
yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan
meninggal sekalipun mempunyai harapan. Biasanya beruapa pesan pesan kepada ahli
warisnya. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan
hidup dan kemampuan masing masing. Misalnya. Budi yang hanya mampu membeli
sepeda. Biasanya tidak mempunyai harapan untuk membeli mobil. Seorang yang
mempunyai harapan yang berlebihan tentu menjadi sebuah tertawaan orang banyak,
atau orang itu seperti peribahasa “Si pungguk merindukan bulan”. Berhasil atau
tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan.
Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri,
maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud. Maka
perlu usaha dengan sungguh sungguh. Manusia wajib berdoa karena usaha dan doa
merupakan sarana terkabulnya harapan. Harapan berarti sesuatu yang diinginkan
dapat terjadi dan menyangkut dengan masa depan.
Dari
contoh itu terlihat apa yang di harapkan budi ialah terjadinya sebuah
keinginan. Karena itu dia bekerja keras tanpa mengenal lelah. Semua itu dengan
suatu keyakinan demi terwujudnya apa yang di harapkan.
Setiap Orang membutuhkan keamanan. Sejak
seorang anak lahir ia telah membutuhkan keamanan. Begitu lahir, dengan suara
tangis, itu pertanda minta perlindungan. Setelah agak besar, setiap anak
menangis dia akan diam setelah di peluk oleh ibunya. Setelah bertambah besar ia
ingin di lindungin. Rasa aman tidak haru di wujudkan dengan perlindungan yang Nampak, secara moral
pun orang lain dapat memberi rasa aman. Setiap orang juga mempunyai hak dan
kewajiban. Dengan pertumbuhan manusia maka tumbuh pula kesadaran akan hak dan
kewajiban. Karena itu tidak jarang anak anak remaja mengatakan kepada ayah atau
ibu “Ibu ini kok menganggap arief masih
kecil saja, semua di atur!” itu suatu pertanda bahwa anak itu telah tambah
kesadaran akan hak dan kewajibannya. Bila seorang telah menginjak dewasa maka
ia merasa sudah dewasa, sehingga sudah saatnya mempunyai harapan untuk dicintai
dan mencintai.
Kepercayaan berasal dari kata percaya
artinya mengakui atau meyakini kebenaran. Kepercayaan adalah hal hal yang
berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Ada ucapan yang
sering kita dengar adalah ia tidak percaya diri sendiri dan kita harus percaya
akan nasehat kyai itu. Dengan contoh berbagai kalimat yang sering kita dengar
dalam ucapan sehari hari itu, maka jelaslah kepada kita. Bahwa dasar kepercayaan
itu adalah kebenaran. Kebenaran atau benar amat penting bagi manusia. Setiap
orang mendambakannya, karena ia mempunyai arti khusus bagi hidpnya. Ia
merupakan focus dari segala pikiran, sikap dan perasaan.
Kepercayaan pada diri sendiri itu di
tanamkan setiap pribadi manusia. Percaya diri sendiri hakekatnya percaya pada
Tuhan Yang Maha Esa. Percaya diri sendiri menganggap dirinya tidak salah,
dirinya menang, idirnya mampu mengerjakan yang di serahkan atau di percayakan
kepadanya. Percaya kepada orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara,
orang tua, guru, atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu
percaya terhadap hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap
kebenarannya. Tuhan langsung memerintah dan memimpin bangsa manusia atau setidak
tidaknya Tuhanlah pemilih kedaulatan sehati, karena semua adalah ciptaan Tuhan.
Semua mengemban kewibawaan , terutama pengemban tertinggi, yaitu raja, langsung
di karuniai kewibawaaan oleh tuhan, sebab langsung di pilih oleh tuhan pula
(kerajaan).
Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa
itu amat penting. Karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi
di ciptakan leh Tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan
kebenaran. Kepercayaan itu amat penting. Karena merupakan tali kuat yang dapat
menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya.