Sunday, 25 May 2014

Tugas ke-5 Ilmu Budaya Dasar



Kerukunan beragama di Indonesia

Kerukunan umat beragama adalah suatu bentuk sosialisasi yang damai dan tercipta berkat adanya toleransi agama. Toleransi agama adalah suatu sikap saling pengertian dan menghargai tanpa adanya diskriminasi dalam hal apapun, khususnya dalam masalah agama. Kerukunan umat beragama adalah hal yang sangat penting untuk mencapai sebuah kesejahteraan hidup di negeri ini. Seperti sudah kita ketahui, memang sejak zaman dahulu nenek moyang bangsa Indonesia sudah memiliki kepercayaan(agama). Tetapi, agama yang dianutnya adalah kepercayaan animisme dan dinamisme. Sesuai dengan perkembangan bangsa ini, Indonesia memiliki berbagai macam agama diantaranya Islam, Kristen, Budha dan Hindu, bahkan ada juga kepercayaan masyarakat luar yang dibawa masuk ke dalam bangsa kita dan menetap di Indonesia, seperti kepercayaan bangsa china. Pada dasarnya memang agama-agama tersebut berasal dari luar Indonesia. Setiap agama tentu punya aturan masing-masing dalam beribadah. Namun perbedaan ini bukanlah alasan untuk berpecah belah. Sebagai satu saudara dalam tanah air yang sama, kita harus menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia agar negara ini tetap menjadi satu kesatuan yang utuh.
Karena masyarakat Indonesia pada saat itu masih menganut system kepercayaan nenek moyang, maka agama yang masuk kedalam Negara Indonesia tidak dengan dengan mudah diterima begitu saja. Agama nenek moyang bangsa Indonesia sudah meresap dalam tubuh masyarakat Indonesia saat itu. Jadi, tidak heran apabila agama baru yang masuk ke Indonesia mengalami perubahan atau percampuran, antara agama yang baru dengan kepercayaan dari Pribumi. Apabila agama baru yang ingin masuk ke Indonesia, maka harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan di Negara Indonesia ini. Ada perjuangan di dalam menyebarkan agama tersebut di lingkungan masyarakat Indonesia, sehingga agama tersebut dapat diterima oleh masyarakat.
Agama Islam adalah agama yang banyak pemeluknya. Meskipun mayoritas masyarakat Indonesia memeluk agama Islam, bukan berarti Negara Indonesia adalah Negara Islam. Ada agama-agama lain yang pemeluknya juga membutuhkan pengakuan untuk dijadikan sebagai agama yang sah di Negara Indonesia ini. Untuk itu, Negara Indonesia adalah Negara yang beragama, yang perduduknya menganut agama sesuai dengan kepercayaannya masing-masing.
Seperti yang tercantum dalam Undang-undang Negara Indonesia, bahwa setiap warga Negara Indonesia harus memeluk agama dengan diberikan kebebasan untuk memeluk agama sesuai dengan kepercayaannya masing-masing. Jadi, Negara Indonesia sangat menjunjung tinggi tentang agama.
Kerukunan umat beragama adalah hal yang sangat penting untuk mencapai sebuah kesejahteraan hidup di negeri ini. Indonesia memiliki keragaman yang begitu banyak, tidak hanya dalam adat istiadat, budaya atau seni, tetapi termasuk agama juga.
Negara Indonesia adalah Negara yang banyak perbedaannya. Untuk menyatukan masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke membutuhkan kerja keras. Mulai dari perbedaan suku, budaya, adat istiadat, bahasa dan agama. Semuanya membutuhkan sesuatu hal untuk menyatukan adanya perbedaan tersebut.
Perbedaan agama bukan menjadi penghalang bagi masyarakat untuk tetap saling berinteraksi. Manusia adalah makhluk social yang membutuhkan interaksi dengan orang lain. Rasa tenggang rasa, toleransi, saling menghormati, saling menghargai, bersahabat dengan orang yang berbeda agama, harus di praktekan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, kehidupan di Negara ini aman dan tentram, tidak ada pertikaian atau permusuhan antar agama.
Banyak kasus yang terjadi di Indonesia akibat pertikaian antara pemeluk seagama. Pertikaian tersebut terjadi karena perbedaan aliran antar agama mereka. Kemajuan teknologi yang terjadi di Indonesia bukannya menjadi pemicu manusia untuk hidup rukun, tapi malah menjadikan manusia menjadi keras dan tidak mempunyai rasa solidaritas terhadap sesama. Seharusnya perbedaan agama dan perbedaan aliran dalam agama bukan menjadi pemecah kerukunan bangsa Indonesia, tapi menjadi pemicu masyarakat Indonesia untuk menjadi satu.
Untuk itulah dengan kesadaran sendiri untuk menjunjung tinggi rasa toleransi antar umat beragama, baik sesama antar pemeluk agama yang sama maupun yang berbeda, selalu siap membantu sesama, menghormati orang lain serta menyelesaikan masalah dengan kepala dingin perlu diterapkan, karena merupakan cara untuk menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia. Sehingga dapat menciptakan Negara Indonesia menjadi aman, damai dan tentram.

Daftar pustaka:
  

Tugas ke-4 Ilmu Budaya Dasar



Konflik Antar Suku di Indonesia

Beragamnya suku di Indonesia terkadang melahirkan sebuah peperangan yang biasa kita sebut dengan perang antar suku. Alasan peperangan itu sangatlah bermacam-macam. Menurut badan riset, data suku-suku yang ada di Indonesia mencapai kurang lebihnya lebih dari 300 kelompok suku atau etnik. Jumlah suku bangsa yang mencapai ratusan inilah pada kenyataannya memang sangat rentan akan terhadap sebuah konflik. Dan perang antar suku pun pada akhirnya menjadi suatu hal perstiwa yang memang tidak bisa dihindarkan lagi.
Konflik merupakan hal atau masalah yang lazim atau biasa terjadi di lingkungan masyarakat. Dimana lagi-lagi perbedaan menjadi latar belakang yang mendasar dalam setiap konflik perang antar suku di Indonesia. Peperangan antar suku akhir-akhir ini menjadi bahan pekerjaan pemerintah untuk menetralisir kekisruhan yang sering terjadi khususnya peperangan antar suku. Konflik tersebut terjadi karena saking beragam nya suku-suku di Indonesia dan berawal dari banyaknya suku-suku yang ada tersebut konflik-konflik pembeda atau masalah budaya yang berbeda dan variatif mulai bermunculan.
Perang antarsuku di Indonesia yang sempat menarik perhatian adalah perang suku dayak dan Madura. Peperangan antara Suku Dayak dan Madura menimbulkan sebuah pergeseran moral tentang bagaimana seharusnya saling menghargai perbedaan. Nyawa bukan lagi menjadi hal yang mahal saat itu. Pemenggalan terhadap kepala manusia saat itu seolah menjadi bukti bahwa kebencian telah benar-benar mengerikan. Penyebab terjadinya perang kedua suku ini yaitu karena perbedaan budaya antara Suku Dayak dan Suku Madura, perilaku yang  tidak menyenangkan, pinjam meminjam tanah dan ikrar perdamaian yang dilanggar. Kejadian ini memang telah lama berlalu. Tapi konflik tersebut bagaimanapun keadaannya pasti akan tetap meninggalkan kesan mengerikan yang mendalam bagi masyarakat kedua suku tersebut.
Setiap suku tentu memiliki budaya, adat-istiadat dan kebiasaan tertentu yang beragam. Keanekaragaman tersebut tentu memabawa dampak dan kosekuensi sosial yang beragam pula. Jika hal ini tidak dapat disikapi dengan baik maka perbedaan tersebut justru akan terus manjadi faktor utama penyebab terjadi perang antar suku.
Setiap suku akan menginterpretasikan budaya yang mereka miliki dalam lingkungannya sehingga terciptalah stereotip yang dapat mengakibatkan lestarinya perbedaan. Penonjolan strereotip suatu suku amat berbahaya. Namun faktanya, stereotip dan stigma buruk itu tetap hidup. Bahkan, tanpa disadari kian meluas. Bahaya karena hal ini dapat menimbulkan pepecahan perang antar suku pun menjadi hal yang tak bias dihindarkan.
Stereotip orang Madura dalam pengetahuan orang Indonesia kadang identic dengan watak yang kasar dank eras. Sering menyelesaikan masalah dengan carok, mengakhiri sengketa dengan cara duel maut yang berkunjung ematian. Penyebabnya adalah dendamatau pembalasan pihak keluarga dan kerabat yang terluka hingga tewas.
Walaupun stereotip itu keliru dan berbahaya, hal tersebut seakan melekt dalam benak keindonesiaan kita. Itulah yang sering memicu terjadinya kerusuhan etnis atau suku di Indonesia bahkan berkembang menjadi perang antar suku.
Konflik sering terjadi di kalangan masyarakat karena manusia makhluk sosial dan memiliki beragam pemikiran dan cara masing-masing untuk bersosialisasi. Konflik tersebut biasanya hal sepele tapi berhubung menyangkut RAS atau budaya maka rasa simpati antar sesame budaya yang membuat peperangan tersebut menjadi bukan hal yang sepele lagi. Berawal dari masalah sepele yang mungkin bisa diselesaikan secara kekeluargaan dan bisa tuntas dengan cepat tapi malah sebaliknya persoalan demi persoalan terus dijadikan kambing hitam untuk memancing adanya peperangan antar suku tersebut. Mungkin budaya tersebut menjadi pemacu terjadinya peperangan tersebut.
Coba dibayangkan, kalo seandainya masyarakat bisa lebih melihat pengaruh dan akibat kerusuhan tersebut, maka tidak aka nada korban berjatuhan dan tidak ada anak yang terlantar ditinggal oleh orang tuanya dan ini menjadi pekerjaan yang harus segera diselesaikan oleh pemerintah baik setempat maupun pemerintah pusat untuk mencegah terjadinya kekisruhan yang selanjutnya.
Warga Negara yang baik adalah warga Negara yang melandaskan hidupnya akan aturan yang dijalankan dengan baik dan menghargainya.oleh karena itu masalah perang kebudayaan, dan masalah masalah lain, ini menjadi contoh bahwa tingkat kesadaran hukum masyarakat dan tingkat sosial masyarakat yang sekarang terjadi semakin BURUK dan hal tersebut menjadikan DISINTEGRASI yang bisa jadi menimbulkan pengaruh yang sangat BURUK bagi para penerus nantinya ditengah maraknya budaya asing yang sedang menjadi pembahasan kaum muda, harusnya Indonesia lebih mengkokohkan pondasi budaya yang diwariskan, agar supaya para generasi mendatang akan lebih kuat menahan arus tersebut.

Daftar Pustaka:


Tuesday, 6 May 2014

Tugas ke-1 Ilmu Budaya Dasar

Rangkuman Ilmu Budaya Dasar
Mata kuliah Ilmu Budaya Dasar adalah salah satu mata kuliah yang membicarakan tentang nilai-nilai, tentang kebudayaan, tentang berbagai macam masalah yang dihadapi manusia dalam hidup sehari-hari. Ilmu Budaya Dasar Sebagai Bagian dari Mata Kuliah Dasar Umum. Secara khusus MKDU bertujuan untuk menghasilkan warga Negara sarjana yang berkualifikasi berjiwa pancasila, takwa terhadap tuhan yang maha esa, memiliki wawasan komprehensip dan pendekatan integral, serta memiliki wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bermasyarakat.
Secara sederhana Ilmu Budaya Dasar adalah pengetahuan yang di harapkan dapat memberikan pengetahun dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Istilah Ilmu Budaya Dasar dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah Basic Humanities yang berasal dari istilah bahasa Inggris “The Humanities” yang berasal dari bahasa latin humanus yang artinya manusia,berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Pokok bahasan yang akan dikembangkan adalah Manusia dan cinta kasih, Manusia dan keindahan, Manusia dan penderitaan, Manusia dan keadilan, Manusia dan pandangan hidup, Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian, Manusia dan kegelisahan serta Manusia dan harapan.
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, mati, dan seterusnya, serta terkait dan berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik positif maupun negatif. Manusia terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu jasad, hayat, ruh, dan nafas.sebagai satu kepribadian, manusia dapat dikategorikan Id, ego dan superego.
Hakekat Manusia sebagai mahkluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh. Jiwa adalah roh yang ada di dalam tubuh manusia sebagai penggerak dan sumber kehidupan serta termasuk mahkluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan mahkluk lainnya. Kesempurnaan terletak pada abad dan kebudayaannya, karena manusia dilengkapi oleh penciptannya dengan akal, perasaan, dan kehendak yang terdapat dalam jiwa manusia. Manusia sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan.
Francis L.K Hsu adalah Sarjana Amerika keturunan Cina, yang mengkombinasikan dalam dirinya keahlian di dalam ilmu antropologi , ilmu psikologi, ilmu filsafat dan kesusastraan cina klasik, ( homeostatis psikologi ).Konsep yang dipakai sebagai landasan untuk mengembangkan konsep lain menurut francis L.K.Hsu adalah konsep JEN. Dalam kebudayaan Cina, yaitu manusia yang berjiwa selaras, manusia yang berkepribadian. Itu adalah manusia yang dapat menjaga keseimbangan hubungan antara diri kepribadiannya dengan lingkungan sekitarnya.
Kata Kebudayaan berasal dari kata kultur yang dalam kata Latin adalah cultura (kata kerjanya, colo,colore) dan artinya memelihara atau mengerjakan, mengolah. Pengertian ini berkembang menjelang abad 18 melalui karangan Herder tentangsejarah semesta, Ideen zur Geschichte der Menscheit, dan terutamakarangan Klem berjudul Allgemeine Culturgesschichte der Menscheit. Dalam analisa kedua tokoh ini perkataan kultur atau kebudayaan dalam arti yang modern mendapat arti tingkat kemajuan, yaitu tingkat pengerjaan atau pengolahan yang dicapai manusia pada suatu ketika dalam perjalanan sejarah. Kebudayaan culture, dalam kata Sanskerta adalah budaya, dalam bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian, kebudayaan dapat diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan akal, atau daya dari budi.Selanjutnya, Soerjanto Poespowardojo dalam memaknai kebudayaan menegaskan bahwa Kebudayaan adalah identitas suatu bangsa. Dengan demikian,jelaslah bahwa kebudayaan bukan sekedar pakaian, melainkan hidup yang memolakan setiap sikap dan perbuatan berdasarkan nilai yang dihayati. Maka, kebudayaan adalah keseluruhan warisan yang dilanjutkan dari generasi yang satu ke generasi seterusnya.
Stephen K Sanderson tidak melihat kebudayaan sebagai pewarisansecara biologis, tetapi ”kebudayaan sebagai keseluruhan karakteristik paraanggota sebuah masyarakat, termasuk peralatan, pengetahuan, dan caraberpikir dan cara bertindak yang telah terpolakan, yang dipelajari dan disebarkan serta bukan merupakan hasil dari pewarisan biologis
Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu :
1.     kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia wujud ini disebut sistem budaya, sifatnya abstral, tidak dapat dilihat, dan berpusat pada kepala-kepala manusia yang menganutnya, atau dengan perkataan lain, dalam alam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan bersangkutan hidup.
2.    kompleks aktivitas berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat kongkret, dapat diammati atau diobservasi. wujud ini sering disebut sistem sosial.
3.    wujud sebagai benda aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai pengunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya.

Kebudayaan sebagai karya manusia memiliki sistem nilai. Menurut C. Kulckhohn dalam karyanya Variation in Value Orientation (1961) sitem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia, secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia, yaitu :
1.     Hakekat hidup manusia (MH) untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstern, ada yang berusaha untuk memadamkan hidup, ada pula yang dengan pola-pola kelakuan tertentu mengaggap hidup sebagai suatu hal yang baik “mengisi hidup”.
2.    Hakekat karya manusia (MK) setiap kebudayaan hakekatnya berbeda-beda, diantaranya ada yang beranggapan bahwa karya bertujuan untuk hidup, karya memberikan kedudukan atau kehormatan, karya merupakan gerak hidup untuk menambah karya lagi.
3.    Hakekat waktu manusia (WM) untuk setiap kebudayaan berbeda, ada yang berpandangan mementingkan orientasi masa lampau, ada pula yang berpandangan untuk masa kini atau masa yang akan datang.

Masyarakat dan kebudayaan dimanapun selalu dalam keadaan berubah, sekalipun masyarakat dan kebudayaan primitif yang terisolasi dari berbagai hubungan dengan masyarakat lainnya. Tidak ada kebudayaan yang statis, semua kebudayaan mempunyai dinamika dan gerak. Terjadina gerak/perubahan ini disebabkan dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya perubahan jumlah dan komposisi penduduk.
IBD, yang semula dinamakan Basic Humanities, berasal dari bahasa inggris the humanities. Istilah ini berasal dari bahasa latin Humanus, yang berarti manusiawi, berbudaya, dan halus.The Humanities berkaitan dengan masalah nilai, yaitu nilai kita sebagai homo humanus.
Pada umumnya the humanities mencakup filsafat, teologi, seni dan cabang-cabangnya termasuk sastra, sejarah, cerita rakyat, dsb. Manusia dan bahasa pada hakekatnya adalah satu. IBD tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang termasuk didalam pengetahuan budaya (The Humanities), akan tetapi IBD semata-mata sebagai salah satu usaha mengembangkan kepribadian mahasiwa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya.
Istilah prosa kadang-kadang disebut narrative fiction, prose fiction atau hanya fiction saja. Dalam bahasa Indonesia istilah tadi sering diterjemahkan menjadi cerita rekaan dan didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran, akuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi. Istilah cerita rekan umumnya dipakai untuk roman atau novel, atau cerita pendek. Dalam kesusastraan Indonesia kita mengenal jenis prosa lama(dongeng-dongeng, hikayat, sejarah, epos dan cerita pelipur lara) dan prosa baru(Cerita pendek, roman/novel, biografi, kisah dan otobiografi).
Sebagai seni yang bertulang punggung cerita, karya sastra(prosa fiksi) membawakan moral, pesan atau cerita. Berkenaan dengan moral, karya sastra menyuarakan aspirasi jamannya dan gejolak jamannya, mengajak pembaca untuk mengikuti apa yang dikehendaki jamannya, ada juga yang biasanya tidak mengajak pembaca untuk melakukan sesuatu, akan tetapi untuk merenung. Ilmu budaya dasar menitik beratkan pada manusia dengan segala persoalannya. Manusia dan cinta kasih, manusia dan keindahan, manusia dan penderitaan,dsb.
Puisi termasuk seni sastra, sedangkan sastra bagian dari kesenian, dan kesenian cabang/unsur dari kebudayaan. Kalau diberi batasan, maka puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam dan tuhan melalui media bahasa yang artistic/ estetik. Alasan-alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar adalah Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusianya itu sendiri dan kesadaran individual.
Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S Poerwa Darminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan, dengan demikian arti cinta dan kasih hampir bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta. Karena itu cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasih. Cinta kasih memegang peranan yang penting dalam kehidupan manusia, sebab cinta merupakan landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan kelurga dan pemeliharaan anak, hubungan yang erat di masyarakat dan hubungan manusiawi yang akrab. Demikian pula cinta adalah pengikat yang kokoh antara manusia dengan Tuhanya sehingga manusia menyembah Tuhan dengan ikhlas, mengikuti perintahNya, dan berpegang teguh pada syariatNya.

Pengertian tentang cinta dikemukakan juga oleh Dr. Sarlito W. Sarwono, dikatakan bahwa cinta memiliki tiga unsur yaitu:
1.     keterikatan adalah adanya perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi dengan orang lain kecuali dengan dia, kalau janji dengan dia harus ditepati.
2.    keintiman yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukan bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi.
3.    kemesraan, yaitu adanya rasa ingin membelai dan dibelai, rasa kangen kalau jauh atau lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang,dan seterusnya.
Menurut Dr.Abdullah Nasih Ulwan, dalam bukunya manajemen cinta. Cinta adalah perasaan jiwa dan gejolak hati yang mendorong seseorang untuk mencintai kekasihnya dengan penuh gairah, lembut, dan kasih sayang. Jika seseorang ingin menikmatinya dengan cara yang terhormat dan mulia, suci dan penuh taqwa, tentu ia akan mempergunakan cinta itu untuk mencapai keinginannya yang suci dan mulia pula. Cinta tingkat tertinggi adalah cinta kepada Allah, Rasulullah, dan berjihad dijalan Allah. Cinta tingkat menengah adalah cinta kepada orang tua, anak, saudara, suami/istri dan kerabat. Cinta tingkat terendah adalah cinta yang lebih mengutamakan cinta keluarga, kerabat, harta, dan tempat tinggal.
Hakekat cinta menengah adalah suatu energi yang adatang dari perasaan hati dan jiwa. Cinta tingkat terendah adalah cinta yang paling keji, hina danmerusak rasa kemanusiaan. Bentuknya seperti cinta kepada thagut, cinta berdasarkan hawa nafsu, cinta yang lebih mengutamakan kecintaan pada orang tua, anak istri, perniagaan,dll. Etika cinta dapat dipahami dengan mudah tanpa dikaitkan dengan agama. Tetapi dalam kenyataan hidup manusia masih mendambakan tegaknya cinta dalam kehidupan ini. Cinta menampakkan diri dalam berbagai bentuk, seperti halnya cinta diri,Cinta kepada sesama manusia, Cinta seksual, Cinta kebapakan dan Cinta kepada rasul.
Menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S.Poerwadarminta kasih sayang adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang. Dalam kasih sayang sadar atau tidak sadar dari masing-masing  pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran,saling percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh.  Kemesraan berasal dari kata dasar mesra, yang artinya perasaansimpati yang akrab. Kemesraan ialah hubungan yang akrab baik antara pria wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga.
Pemujaan adalah salah satu manifestasi cinta manusia kepada Tuhannya yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi ritual. Kecintaan manusia kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Tuhan adalah pencipta, tetapi Tuhan juga penghancur segalanya, bila manusia mengabaikan segala perintahnya. Karena itu ketakutan manusia selalu mendampingi hidupnya dan untuk menghilangkan ketakutan itu manusia memuja-nya. Pemujaan kepada Tuhan adalah bagian hidup manusia, Karena tuhan pencipta semesta termasuk manusia itu sendiri. Kecintaan manusia itu dimanifestasikan dalam bentuk pemujaan atau sholat. Pemujaan iu sebenarnya karena manusia ingin berkomunikasi dengan Tuhannya, Mohon ampun atas segala dosanya, mohon perlindungan, dsb.
Dalam cinta kasih erotis terdapat ekslisif yang tidak terdapat dalam cinta kasih persaudaraan dan cinta kasih keibuan.Kerap kali ekslusivitas dalam cinta kasih erotis disalah tafsirkan dan di artikan sebagai suatu ikatan hak milik.  Cinta kasih Erotis merupakan atraksi individual belaka maupun pandangan bahwa cinta kasih erotis itu tidak lain dari pada perbuatan kemauan, kedua-duanya benar, atau lebih tepatnya jika dikatakan bahwa tidak terdapat pada yang satu, juga tidak pada orang lain.
Keindahan adalah identik dengan kebenaran. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah.Keindahan bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan atau local. Keindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya.  MENURUT The Liang Gie dalam bukunya “Garis besar estetika”. Menurut asal katanya, dalam bahasa Inggris keindahan itu diterjemahkan dengan kata “beautiful” dalam bahasa Perancis “beau”, sedang iItalia dan Spanyol “bello” berasal dari kata “bellum”. Akar katanya adalah “bonum” yang berarti kebaikan, kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjafi “bonellum” dan terakhir diperpendek sehingga ditulis “bellum”.
Keindahan dalam arti luas : pengertian semula dari bangsa Yunani dulu yang didalamnya tercakup pula kebaikan. Keindahan dalam arti estetis murni : menyangkut pengalaman esteti dari seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang dicerapnya. Keindahan dalam arti terbatas hubungannya dengan penglihatan : hanya menyangkut yang dicerapnya dengan penglihatan, yakni keindahan dari bentuk dan warna.
Keindahan tersusun dari berbagai keselarasan dan kebaikan dari garis, warna, bentuk, nada dan kata-kata. Keindahan dapat dinikmati menurut selera seni dan selera biasa. Keindahan yang didasarkan pada selera seni didukung oleh faktor kontemplasi dan ekstansi. Keindahan itu pada dasarnya adalah alamiah. Alamiah artinya wajar, tidak berlebihan tidak pula kurang. Pengungkapan keindahan dalam karya seni didasari oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan tertentu pula. Motivasi itu dapat berupa pengalaman atau kenyataan mengenai penderitaan hidup manusia, mengenai kemerosotan moral, perubahan nilai-nilai dalam masyarakat, keagungan tuhan,dsb.
Dalam buku AN Essay on Man(1954), Ems Cassirer mengatakan bahwa arti keindahan tidak bisa pernah selesai diprdebatkan. Meskipun demikian, kita dapat menggunakan kata-kata penyair romantic John Keats (1795-1821) sebagai pegangan. Dalam Endymion dia berkata :
A thing of beauty is a joy forever, Its loveliness iscreases; it will never pass into nothingness
Artinya, sesuatu yang indah adalah keriangan selama-lamanya, koemolekannya bertambah, dan tidak pernah berlalu ke ketiadaan.
Renungan berasal dari kata renung; artinya diam-diam. Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori, diantaranya:
a)    Terori Pengungkapan
Teori ini bertalian dengan apa yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan suatu karya seni.
b)   Teori Metafisik
Teori ini bercorak metafisis merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik filsafati, konsepsi keindhan dan teori seni.
c)    Teori Psikologis
Sebuah teori yang dapat dimasukkan dalam teori psikologis ialah penandaan (signification Theory) yang memandang seni sebagai suatu lambing atau tanda dari perasaan manusia.
Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar yang mengandung unsur perpaduan, petentangan, ukuran dan seimbang. Dalam keselarasan itu seseorang memiliki perasaan seimbang dan tenang, mencapai cita rasa akan sesuatu yang terakhir dan rasa hidup sesaat di tempat-tempat kesempurnaan yang dengan senang hati ingin diperpanjangnya. Teori perimbangan tentang keindahan dari abngsa Yunani Kuno dulu dipahami pula dalam arti yang lebih terbatas, yakni secara kualitatif yang diungkapkan dengan angka-angka.
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan.Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan dan kesedihan yang kadang–kadang bermakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dariNya. Bagi manusia yang tebal imannya musibah yang dialami akan cepat dapat menyadarkan dirinya untuk bertobat kepadaNya dan bersikap pasrah akan nasib yang ditentukan Tuhan atas dirinya. Dalam kepasrahan demikianlah akan diperoleh suatu kedamaian dalam hatinya, sehingga secara berangsur akan berkurang penderitaan yang dialaminya, untuk akhirnya masih dapat bersyukur bahwa tuhan tidak memberikan cobaan yang lebih berat dari yang dialaminya.
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rokhani. Akibat siksaan yang dialami seseorang. Timbullah penderitaan. Siksaan yang isfatnya psikis misalnya kebimbangan, kesepian, dan ketakutan. Kebimbangan dialami oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil.
Ketakutan merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Ada dua aliran tentang penyebab phobia. Ahli-ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum phobianya hilang. Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkah laku percaya bahwa suatu phobia adalah problema dan tidak perlu menemukan penyebabnya supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan.
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekuensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia harus optimis, ia harus berusaha mengatasi kesulitan hidup. Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya malapetaka.
Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat diperbaiki manusia supaya menjadi baik. Perbedaan nasib buruk dan takdir, kalau takdir, Tuhan yang menentukan sedangkan nasib buruk itu manusia penyebabnya. Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/azab tuhan terjadi akibat penyakit atau siksaan/ azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu.
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif maupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan meungkin timbul sikap keras atau sikap anti
Keadilan adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang Antara hak dan kewajiban. Jadi lebih detailnya, keadilan merupakan keadaan dimana setiap orang memperoleh apa yang menjadi haknya dan setiap orang mmperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama. Panitian ad-hoc majelis permusyawarahan rakyat sementara 1966 memberikan perumusan, yaitu:
“Sila keadilan social mengandung prindip bahwa setiap orang di Indonesia akan mendapat perlakuan yang adil dalam bidang hokum, politik, ekonomi dan kebudayaan”.
Dalam ketetapan MPR RI No.II/MPR/1978 tentang pedoman penghayatan dan pengalaman pancasila (ekaprasetia pancakarsa) dicantumkan ketentuan, yaitu:
Dengan sila keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia manusia Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan social dalam kehidupan masyarakat Indonesia”.
Dalam suatu masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya paling cocok baginya (The man behind the gun). Pendapat Plato disebut ‘Keadilan Moral’ sedangkan Sunoto menyebutnya ‘Keadilan Legal’.
Keadilan timbul karena penyatuan dan penyesuaian untuk memberi tempat yang selaras yang membentuk suatu masyarakat dan terwujud bilamana setiap anggota masyarakat melakukan fungsinya secara baik . Ketidakadilan terjadi apabila ada campur tangan terhadap pihak lain yang melaksanakan tugas-tugas yang selaras karena akan menciptakan pertentangan dan ketidakselarasan.
Kejujuran adalah apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya yang bersih dari perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum bahwa pernyataannya yang dikatakan itu sesuai dengan kenyataan yang benar adanya. Jujur berarti juga menepati janji atau kesanggupan melalui kata-kata yang masih terkandung dalam hati nurani yang berupa kehendak, harapan, dan niat. Sikap jujur perlu dipelajari oleh setiap orang, Karen jujur mewujudkan keadilan, sedang keadilan menuntut kemuliaan abadi, jujur memberikan keberanian dan ketentraman hati, serta menyucikan lagi pula membuat luhurnya budi pekerti. Barang siapa berkata jujur serta bertindak sesuai dengan kenyataan, artinya orang itu berbuat benar dan barang siapa tidak dapat dipercaya tutur katanya atau tidak menepati janji dan kesanggupannya, termasuk golongan orang munafik sehingga tidak menerima belas kasihan Tuhan. Pada hakekatnya jujur atau kejujuran  dilandasi oleh kesadaran moral yang tinggi.
Curang atau kecurangan adalah apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nurani atau orang tersebut hatinya memang sudah bermaksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan usaha. Kecurangan menyebabkan manusia menjadi serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat, yang paling kaya, senang bila masyarakat disekelilingnya hidup menderita dan biasanya tidak senang apabila ada yang melebihi kekayaannya. Hal seperti itu dalam istilah agama tidak diridhoi Tuhan.
Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang menjaga dengan hati-hati agar namanya tetap baik. Lebih-lebih jika menjadi orang yang teladan bagi orang /tetangga disekitarnya adalah suatu kebanggaan batin yang tak ternilai harganya. Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Yang dimaksud dengan tingkah laku dan perbuatan itu adalah cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang, perbuatan-perbuatan yang dihalalkan agama dan lain sebagainya. Untuk memulihkan nama baik, manusia harus bertobat atau minta maaf. Tobat dan minta maaf tidak hanya dibibir, melainkan harus bertingkah laku yang sopan, ramah, berbuat budi darma dengan memberikan kebajikan dan pertolongan kepada sesama hidup yang perlu ditolong dengan penuh kasih sayang, tanpa pamrih, takwa kepada Tuhan dan mempunyai sikap rela, tawakal, jujur, adil dan budi luhur selalu dipupuk.
                     Pembalasan ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa perbuatan yang serupa dan seimbang, tingkah laku yang serupa dan seimbang. Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan. Pergaulan yang baik akan mendapat balasan yang bersahabat, tetapi pergaulan yang buruk akan mendapat balasan yang tidak bersahabat juga. Pada dasarnya, manusia adalah mahkluk moral dan mahkluk social. Dalam bergaul manusia harus mematuhi norma-norma untuk mewujudkan moral itu. Perbuatan amoral pada hakekatnya adalah perbuatan yang melanggar atau memperkosa hak dan kewajiban manusia lain. Mempertahankan hak dan kewajiban itu adalah pembalasan.
                     Pandangan hidup berarti pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya. Pandangan hidup itu melalui proses pemikiran yang lama sehingga dapat diuji kenyataannya dan dapat diakui kebenarannya.
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan etika.  Sebagai makhluk pribadi, manusia dapat menentukan baik dan buruk yang ditentukan oleh suara hati. Suara hati adalah semacam bisikan di dalam hati yang mendesak seseorang. Suara hati selalu memilih yang baik, sebab itu ia selalu mendesak sesorang untuk berbuat baik walaupun kadang manusia tidak mendengarkan suara hatinya. Faktor-faktor yang menentukan tingkah laku setiap orang bisa terjadi karena faktor pembawaan (hereditas) yang telah ditentukan pada waktu seorang masih dikandungan, lingkungan yang membentuk seorang merupakan alam kedua yang terjadinya setelah seorang anak lahir, pengalaman yang khas yang pernah diperoleh.  Ketiga faktor tersebut yang menentukan pribadi tiap orang berbeda.
Usaha/perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Untuk bekerja keras manusia dibatasi kemampuan karena kemampuan manusia terbatas oleh fisik dan keahlian. Karena manusia memiliki rasa kebersamaan, ketidakmampuan itu pun dapat teratasi. Langkah-langkah berpandangan hidup itu sebagai berikut :
1.     Mengenal yaitu tahap pertama dari setiap aktivitas hidupnya dalam hal ini tentang pandangan hidup.
2.    Mengerti terhdap pandangan itu sendiri dan cenderung mengikuti apa yang terdapat dalam pandangan hidup.
3.    Menghayati nilai-nilai yang terkandung didalamnya, dengan cara memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri.
4.    Meyakini suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.
5.    Mengabdi, yaitu sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih-lebih orang lain.
6.    Mengamankan, yaitu langkah terberat dan benar-benar membutuhkan iman yang teguh dan kebenaran dalam menanggulangi segala sesuatu demi tegaknya pandangan hidup itu.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Tanggung jawab itu adalah kewajiban atau beban yang harus dipikul atau diipernuhi sebagai akibat dari perbuatan pihak yang berbuat, sebagai pengabdian atau pengorbanan untuk pihak yang berbuat atau pihak lain yang memberikan tanggung jawab. Kewajiban atau beban itu ditujukan untuk kebaikan pihak yang berbuat itu sendiri, atau pihak lain. Dengan keseimbangan, keserasian, keselarasan antara sesame manusia, antara manusia dan lingkungan, antara manusia dan Tuhan selalu dipelihara dengan baik.
Manusia itu berjuang memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak lain. Dalam usahanya itu manusia juga menyadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan yaitu kekuasaan tuhan. Tanggung jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Karena merupakan pribadi maka manusoa mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri angan-angan sendiri. Sebagai perwujudan dari pendapat, perasaan dan angan-angan itu manusai dapat berbuat dan bertindak. Tanggung jawab terhadap keluarga menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab merupakn kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan. Tanggung jawab terhadap masyarakat merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyarakat tersebut.
Wujud tanggung jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan pengorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri. Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih saying, hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas. Pengabdian itu pada hakekatnya adalah rasa tanggung jawab. Apabila orang berkerja keras sehari penuh untuk mencukupi kebutuhan, hal itu berarti mengabdi kepada keluarga. Manusia tidak ada dengan sendirinya tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi kebada Tuhan. Pengabdian berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada tuhan. Dan itu merupakan perwujudan tanggung jawabnya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengobanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih. Suatu pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata. Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwa. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan. Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada perbuatan sedangkan, pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya, waktu. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan, tetapu pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.
Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tentram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasannya. Kegelisahan  juga diartikan sebagai kecemasan, kekhawatiran ataupun ketakutan. Sebab-sebab orang gelisah adalah karena pada hakekatnya orang takut kehilangan hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari luar maupun dari dalam. Dalam mengatasi kegelisahan ini pertama-tama harus mulai dari diri kita sendiri, yaitu kita harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berfikir tenang, sehingga kesulitan dapat kita atasi.
Ada juga kesepian, bermacam-macam penyebab kesepian. Frustasi dapat mengakibatkan kesepian. Dalam hal seperti itu orang tidak mau diganggu, ia lebih senang dalam keadaan sepi, tidak suka bergaul. Dia lebih senang hidup sendiri. Lalu terdapat ketidakpastian, ketidakpastian muncul apabila seseorang tidak dapat berfikir dengan pasti, sebabnya yaitu obsesi, phobia, komulasi, histeria, delusi, halusinasi, dan keadaan emosi. Terdapat usaha-usaha untuk menyembuhkan ketidakpastian, orang yang tidak dapat berfikir dengan baik, atau kacau pikirannya ada bermaca-macam penyebabnya. Untuk dapat menyembuhkan keadaan itu bergantung kepada mental si penderita. Misalkan bila penyebabnya itu jelas, misalnya rindu, obatnya mudah, yaitu dipertemukan dengan orang yang dirindukan.
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan. Biasanya beruapa pesan pesan kepada ahli warisnya. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan masing masing. Misalnya. Budi yang hanya mampu membeli sepeda. Biasanya tidak mempunyai harapan untuk membeli mobil. Seorang yang mempunyai harapan yang berlebihan tentu menjadi sebuah tertawaan orang banyak, atau orang itu seperti peribahasa “Si pungguk merindukan bulan”. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud. Maka perlu usaha dengan sungguh sungguh. Manusia wajib berdoa karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan. Harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi dan menyangkut dengan masa depan.
Dari contoh itu terlihat apa yang di harapkan budi ialah terjadinya sebuah keinginan. Karena itu dia bekerja keras tanpa mengenal lelah. Semua itu dengan suatu keyakinan demi terwujudnya apa yang di harapkan.
Setiap Orang membutuhkan keamanan. Sejak seorang anak lahir ia telah membutuhkan keamanan. Begitu lahir, dengan suara tangis, itu pertanda minta perlindungan. Setelah agak besar, setiap anak menangis dia akan diam setelah di peluk oleh ibunya. Setelah bertambah besar ia ingin di lindungin. Rasa aman tidak haru di wujudkan  dengan perlindungan yang Nampak, secara moral pun orang lain dapat memberi rasa aman. Setiap orang juga mempunyai hak dan kewajiban. Dengan pertumbuhan manusia maka tumbuh pula kesadaran akan hak dan kewajiban. Karena itu tidak jarang anak anak remaja mengatakan kepada ayah atau ibu  “Ibu ini kok menganggap arief masih kecil saja, semua di atur!” itu suatu pertanda bahwa anak itu telah tambah kesadaran akan hak dan kewajibannya. Bila seorang telah menginjak dewasa maka ia merasa sudah dewasa, sehingga sudah saatnya mempunyai harapan untuk dicintai dan mencintai.
Kepercayaan berasal dari kata percaya artinya mengakui atau meyakini kebenaran. Kepercayaan adalah hal hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Ada ucapan yang sering kita dengar adalah ia tidak percaya diri sendiri dan kita harus percaya akan nasehat kyai itu. Dengan contoh berbagai kalimat yang sering kita dengar dalam ucapan sehari hari itu, maka jelaslah kepada kita. Bahwa dasar kepercayaan itu adalah kebenaran. Kebenaran atau benar amat penting bagi manusia. Setiap orang mendambakannya, karena ia mempunyai arti khusus bagi hidpnya. Ia merupakan focus dari segala pikiran, sikap dan perasaan.
Kepercayaan pada diri sendiri itu di tanamkan setiap pribadi manusia. Percaya diri sendiri hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa. Percaya diri sendiri menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, idirnya mampu mengerjakan yang di serahkan atau di percayakan kepadanya. Percaya kepada orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua, guru, atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya terhadap hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya. Tuhan langsung memerintah dan memimpin bangsa manusia atau setidak tidaknya Tuhanlah pemilih kedaulatan sehati, karena semua adalah ciptaan Tuhan. Semua mengemban kewibawaan , terutama pengemban tertinggi, yaitu raja, langsung di karuniai kewibawaaan oleh tuhan, sebab langsung di pilih oleh tuhan pula (kerajaan).
Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting. Karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi di ciptakan leh Tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan itu amat penting. Karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya.